Minggu, 09 November 2008

Antara Gossip dan Sokrates

Mungkin kalian bertanya, siapa sih Sokrates itu ??? Yang jelas dia bukan pembawa acara gossip ataupun orang yang suka bergossip. Dia adalah filsuf terkenal yangz diberi gelar Bapak Filsafat. Lantas apa hubungannya dengan gossip ?

Konon, suatu hari dia didatangi seorang pemuda yang membawa kabar tentang sahabat Sokrates kepadanya. Tetapi sebelum pemuda tersebut menyampaikan kabar yang dibawanya Sokrates malah melemparkan 3 buah pertanyaan. Pertama, apakah kabar tersebut benar adanya, kedua, apakah berita itu baik atau buruk, dan yang ketiga, apakah berita itu membawa manfaat baginya. Untuk pertanyaan pertama, pemuda itu menjawab bahwa ia tidak yakin apakah berita itu benar atau tidak karena ia hanya samar-samar mendengarnya. Pertanyaan kedua dijawab bahwa berita itu merupakan berita buruk. Dan untuk pertanyaan ketiga, pemuda itu menjawab bahwa berita itu tidak membawa manfaat untuknya. Dengan segaris senyum, Sokrates menolak untuk mendengarkan berita tersebut. Dengan alasan untuk apa dia membuang waktu untuk mendengarkan kabar yang belum tentu kebenarannya, bukan berita baik, dan juga tidak membawa manfaat bagi dirinya.

Ironis memang. Kita yang hidup di zaman modern dan serba canggih ini malah hobi menghabiskan waktu hanya untuk membahas sesuatu yang sia-sia. Malahan kita kecanduan untuk membicarakan keburukan orang lain yang kita sendiri tidak tahu kebenarannya. Bagaikan meminum air asin, semakin diminum kita merasa semakin haus. Perkembangan teknologi dan informasi tidak membawa kita semakin maju, malahan memundurkan kita. Karena kita tidak pandai untuk memanfaatkan kemajuan tersebut.

Semakin menjamurnya acara gossip di televisi menjadikan kita semakin tertarik pada “sampah” tersebut. Sesuatu yang semestinya kita buang malah kita cari-cari dan butuhkan. Gossip, ghibah, dan istilah lainnya tidak hanya membuat kita menjadi manusia yang gemar membuang waktu, tetapi juga pencetak dosa. Banyak di antara kita yang menyadari bahwa ghibah itu dilarang agama, tetapi tetap saja kita senang mengonsumsinya. Bukan tidak mungkin jika orang yang kita gunjingkan itu mengetahui bahwa kita gemar membicarakannya menjadi benci dan menjuahi kita. Bertambah lagi deh kerugian dari bergossip.

Nah, setelah tahu kalau bergossip itu tidak digemari oleh Sokrates, membuang waktu, menambah dosa, bisa merusak tali persaudaraan, dan yang paling utama dilarang agama, kenapa masih ragu untuk menjauhinya. Mending kita gunakan waktu kita untuk membahas hal-hal yang lebih bermutu dan tentunya membawa manfaat bukan hanya untuk diri kita, tetapi juga orang lain. Tanamkan dalam diri kita bahwa kita tidak membutuhkan informasi yang sama-samar, tidak baik, dan tidak membawa manfaat bagi diri kita. Mari kita jadikan perkembangan teknologi dan informasi sebagai modal kita untuk maju ke arah yang lebih positif.

Tidak ada komentar: