Kamis, 18 Desember 2008

Mandiri…..

Aku lahir di keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai kemandirian. Sedari kecil itu sudah ditanamkan pada diriku dan saudara-saudaraku. Usiaku baru menginjak 2 tahun ketika ibuku sudah berpaling dariku. Maksudnya dia sudah ada penarik perhatian yang lain, yaitu adik bayi lagi. Yup, aku memiliki adik di usia 2 tahun yang memaksaku untuk membagi kasih dan perhatian orang tua terutama ibu. Karenanya, sejak saat itu aku sudah dilatih untuk melakukan segalanya dengan kemampuanku sendiri (tentunya masih dalam batas kemampuanku).
Ketika aku menginjakkan kaki di Taman Kanak-Kanak, kegiatan seperti mandi, berseragam, menyisir & mengepang rambut, memakai kaos kaki & sepatu, sudah aku lakukan sendiri tanpa bantuan dari ayah ataupun ibu. Sementara ibuku sibuk mengurus adikku, menyiapkan sarapan, dan bersiap-siap ke sekolah (kebetulan profesinya seorang guru).
Berangkat ke sekolahpun diajarkan sendirian. Aku hanya diantar pada saat pertama kali masuk sekolah dan saat-saat tertentu seperti hujan. Tapi aku menjalani itu semua dengan sabar dan tanpa mengeluh, apalagi dendam dengan adikku yang tega merebut perhatian orang tua dariku.
Karena pada akhirnya aku menyadari, ada banyak manfaat yang aku peroleh dari itu semua. Misalnya tidak selamanya bergantung pada orang tua, kecuali masalah finansial (wong masih sekolah). Didikan seperti itu juga membuatku mampu bertahan berada jauh dari orang tua. Tapi bukan berarti tidak merasa kangen dan butuh ketika jauh dari mereka.
So, ketika mesti melanjutkan studi di tempat lain yang jaraknya ratusan km, aku tidak perlu merasa berat dan tersiksa untuk hidup dan menjalani hari-hari jauh dari pelukan ibu dan genggaman ayah. Karena aku sadar, doa mereka selalu terlantun untukku. Doa mereka akan selalu menjaga dan merawatku mesti jarak memisahkan kami.

Tidak ada komentar: